PENGALAMAN KULIAH DI ALMAMATER Q
TERCINTA (PUTM)
Oleh Ahmad Syarif
Persyarikatan
Muhammadiyah merupakan sebuah organisasi yang sudah cukup dipandang sebagai
oranisasi pelopor adanya pendidikan di Indonesia. Hal ini terlihat dari jumlah
lembaga pendidikannya dari taman kanak-kanak hingga sampai perguruan tinggi
yang tersebar di seantero republik Indonesia. Muhammadiyah menjadi gerakan ilmu yang mendorong berkembangnya
ijtihad masyarakat bangsa dan Negara untu mengantisipasi perubahan sosial yang ada dalam suatu masyarakat.
Pendidikan Ulama Tarjih
Muhammadiyah yang kemudian disebut (PUTM) adalah bagian dari gerakan amal usaha
Muhammadiyah yang mempunyai program khusus, yaitu mendidik dan mempersiapkan
ulama tarjih Muhammadiyah yang memiliki kompetensi utama dalam mengembangkan
keilmuan pada tafaqquh fiddin, keulamaan, dakwah, pendidikan dan kepemimpinan Islami
yang dituntut mampu mengintegrasikan ilmu dan agama.
Alhamdulillah
penulis pada tahun 2010 diterima di PUTM ini.
hal ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi penulis, dimana di PUTM ini
segala fasilitas penulis dapatkan, dari asrama, spp, makan, perluliahan, yang
itu semua disubsidi dari PP Muhammadiyah. Dalam menjalani proses pendidikan di
PUTM tentunya ada berbagai pengalaman menarik yang tak bisa terlupakan.
Pengalaman yang mungkin menjadi kenangan bersejarah yaitu ketika awal-awal
penulis mengikuti proses perkuliahan. Di PUTM setiap thalabah dituntut harus
bisa. Sebagaimana mata kuliah yang diajarkan ust Syatibi yaitu nahwu sharaf
yang dalam proses penyampaiannya itu menggunakan kode-kode yang telah menjadi
ciri khas ke PUTM an. Seperti “adapun ini itu” . ust Syatibi yang dikenal
dengan SDIT nya (semangat disiplin
istiqamah tertib) selalu memberikan
motifasi kepada seluruh thalabah untuk selalu belajar yang giat tekun dan
jangan bosan-bosan untuk mengulang mata pelajaran yang sudah diajarkan. Dengan semangat SDIT
akhirnya penuis sedikit demi sedikit bisa mengikutinya.
Penulis tidak akan
menjelaskan hal ini ( pengalaman
pribadi) secara detail dan
panjang lebar. Akan tetapi penulis hanya ingin menyampaikan masukan-masukan
bagi PUTM yang mungkin ini bisa dipertimbangkan guna mencapai PUTM yang lebih
baik.
Selama belajar di PUTM yang hampir 3 tahun ini
ada sedikit ganjalan-ganjalan bagi
penulis. Pihak PUTM dalam menjaga komunikasi terutama komunikasi antara pimpinan PUTM dan para dosen kurang begitu berjalan
baik(bukan tidak baik tapi kurang begitu baik). Penulis bisa mengatakan seperti
ini karena penulis mendapatkan masukan langsung dari para dosen. Sebagai contoh yaitu di PUTM tidak ada rapat
koordinasi antara para dosen. Hal ini diperlukan agar adanya usulan-usulan dan gagasan yang mencerahkan dari para dosen yang hal ini bisa meningkatkan kualitas proses perkuliahan
yang ada di PUTM. Ada beberapa dosen yang mengadu kepada penulis, “Bagaimana ini pihak PUTM kok tidak pernah
mengadakan rapat atau pertemuan bagi para dosen”? Dari sini jelas
menunjukkan kurang adanya perhatian dari pihak PUTM untuk mengadakan evaluasi
terkait proses perkuliahan yang ada di PUTM.
Lebih dari itu,
ketika kemarin waktunya UTS ada sebagian dosen yang belum mendapat surat
ataupun pemberitahuan dari pihak PUTM, sehingga dosen yang belum mendapat surat
tersebut mengira belum jadwalnya untuk UTS, kemudian kemarin waktu kita izin
pulang untuk mengurus SKCK, ada sebagian dosen yang tidak mendapat
pemberitahuan, sampai-sampai ada dosen yang sudah sampai PUTM tapi ternyata tida ada
mahasiswanya. Kesemuanya ini akan berimplikasi pada kegiatan PUTM baik internal
maupun eksternal akan mengalami hambatan dan gangguan hubungan yang
mengakibatkan ketidaksesuaian dari apa yang diinginkan PUTM.
Contoh yang lain, penulis membaca di satatuta buku panduan PUTM, bahwa tujuan dari pada
PUTM yaitu membentuk peserta didik menjadi kader ulama dan pemimpin yang
berkepribadian Muhammadiyah. Akan tetapi ada dualisme model kurikulum di PUTM
yaitu kurikulum UMY dan UAD. Tujuan adanya MOU dengan dua universitas tersebut
yaitu untuk saling membantu dalam hal pengembangan dan peningkatan kualitas
kader ulama terjih yang menempuh studi di PUTM berdasarkan atas kerjasama yang
saling mendukung, melengkapi, meyempurnakan dan menguntungkan kedua belah
pihak. Akan tetapi realitanya para alumni yang melanjutkan studi di UMY mereka
masih banyak mengambil mata kuliah yang dulunya sudah diambil di PUTM. Hal ini
menunjukkan ketidak efisienan, padahal katanya kalau mata kuliah yang sama, yang sudah di ambil di PUTM tinggal mentrasfer
nilai tersebut ke bagian akademik universitas. Dari pengalaman ini PUTM harus
mengkaji ulang agar antara mahasiswa, dosen dan pihak PUTM bisa sejalan lurus
sesuai apa yang diinginkan PUTM. Sekali lagi ini bukan karena “LIKE AND
DISLIKE” akan tetapi demi kebaikan dan kemajuan PUTM di masa yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar