“FAKTOR PENGHAMBAT DAKWAH
Q”
Oleh :Ahmad Syarif
Islam adalah agama dakwah. Artinya, bahwa Islam bisa
tersebar ke seluruh penjuru dunia, dipeluk, dipahami dan diamalkan oleh manusia
dari berbagai suku dan bangsa adalah oleh karena dakwah, yang dilancarkan tanpa
henti di sepanjang kurun sejarah Islam. Salah satu dari inti ajaran Islam
memang perintah kepada umatnya untuk berdakwah, yakni mengajak manusia kepada
jalan Allah (tauhid) dengan hikmah (hujjah atau argumen). Dan menjadi salah
satu ciri seorang mukmin adalah kepeduliannya terhadap dakwah. Bersama mukmin
yang lain, ia bahu membahu melaksanakan amar makruf nahi mungkar. Ia yakin
tidak ada aktifitas yang lebih mulia dalam hidup ini kecuali mendedikasikan
diri dalam dakwah Islam.
äí÷$# 4n<Î) È@Î6y y7În/u ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# ( Oßgø9Ï»y_ur ÓÉL©9$$Î/ }Ïd ß`|¡ômr& 4 …
"Serulah
manusia ke jalan Rabb-mu (Allah) dengan jalan hikmah (hujjah) dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik" (QS. An-Nahl: 125)
Dalam menjalankan tugas dakwah tentunya ada faktor-faktor
penghambat, hal inilah yang saya alami ketika saya mendapat tugas MH (Muballigh
Hijrah) pada Ramadhan tahun lalu, ini merupakan pengalaman pertama kali tugas
MH tepatnya di daerah Kaliurang Barat. Kisah ini bermula ketika saya pertama
kali berdakwah di Masjid an-Nur pada saat itu saya hanya seorang diri yang
bertugas di Masjid tersebut, perlu diketahui bahwa di dareah yang saya tempati
itu merupakan basis kristenisasi. Ada salah satu tempat yang ini merupakan
asrama yang digunakan dalam menjalankan misinya, yaitu wisma pamulangan. Di
wisma ini para misionaris mendoktrin para calon atau orang-orang yang bakal di
baptis dengan berbagai cara yang mereka lakukan. Pada waktu itu saya lagi
santai-santai makan di angkringan, kemudian ada salah satu warga yang melapor
kepada saya, katanya ada orang yang lagi tiduran di Masjid, orang ini mau di
baptis katanya. Kemudian saya datangi orang tersebut, dia masih pemuda.
Kemudian dia menceritakan peristiwanya panjang lebar, yang intinya dia mau di
baptis besok pagi, mendengar seperti itu saya langsung mengamankan pemuda
tersebut di PUTM.
Dari sepenggal kisah di atas ada beberapa problem yang
saya alami dalam berdakwah yaitu Faktor Sosiologis. Yaitu bagaimana kita(para
da’i) harus memahami kondisi sosial yang ada masyarakat setempat, masyrakat
terdiri dari berbagai golongan dan lapisan yg menimbulkan perbedaan dalam
status sosial, agama, ideologi, tingkat pendidikan, tingkat kekayaan dan
sebagainya yang kesemuanya dapat menjadi hambatan dalam berkomunikasi, sehingga
dengan kita memahami sosio cultural yang ada dalam suatu masyarakat, kita akan
lebih berhati-hati dalam berdakwah. Di samping faktor sosiologis, hambatan yang
saya alami adalah hambatan psikologis, ini terjadi pada saat saya berceramah,
karena saya kurang memperhatikan karakter para jama’ah (terutama ibu-ibu) mad’u saya, pada watu itu saya hanya bercanda
akan tetapi ada salah satu jama’ah yang tipenya mudah tersinggung, sehingga apa
yang saya sampaikan (hal ini bukan bermaksud untuk menghina) beliau merasa
tersinggung. Dari sinilah pentingnya Ilmu Komunikasi dalam berdakwah, agar apa yang kita sampaikan bisa diterima oleh
masyarakat.
(Dalam mata kuliah ini
diampu oleh dosen q yang sangat supel sekali, gaul, asyik dan menyenangkan,
bisa membuat suasana kelas manjadi hidup lebih hidup, yang pas dan cocok para
kawula muda, beliau adalah pak Najiholic,,,,,,eeeeeeeeehhhhhh masih single kok,,,,, dipanggil kak
ajha.. hehhehhehhehheh PEACE
UST,,,,,,” )
ALLAHU A’LAM
X-URANG, 5 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar