Saudaraku . . . . . . . . . . . . . . bangunlah!!!!!
Wahai kamu yang tidur, bangunlah,bangkitlah, sudah merasa amankah dirimu dengan siksaan Allah di akhirat kelak?
Mengapa dirimu masih tetap pada kesombongan?
apa yang kamu banggakan pada dirimu?
Wahai
jiwa yang tertidur, bangunlah untuk melaksanakan qiyamul lail,
bermunajatlah pada Rabbul Izzati, dimana posisimu saat Allah turun ke
langit dunia seraya berfirman “Siapa yang berdo’a kepada –KU, Niscaya AKU akan mengabulkannya, siapa yang meminta kepada-KU niscaya AKU akan memberinya, dan siapa yang memohon ampun dari-KU niscaya AKU akan mengampuninya ….”
Apa
yang sedang kita lakukan saat Allah SWT menyampaikan seruan-Nya ini ?
Sayangnya kita sedang lelap mendengkur tertidur, tidakkah kita malu
kepada Allah SWT saat Dia turun ke langit dunia sedang kita tidur
lelap???
Coba anda renungkan wahai saudaraku . . . Rosulullah
SAW mendirikan shalat malam hingga kedua kakinya bengkak, padahal segala
kesalahannya baik di masa lalu maupun mendatang sudah di ampuni. Dan
ketika istrinya ‘aisyah r.a bertanya: Wahai Rosululloh kenapa engkau
melakukan semua ini, padahal kesalahanmu baik di masa lalu maupun masa
datang telah diampuni? jawab beliau “Tidakkah aku boleh menjadi seorang
hamba yang bersyukur”?
Wahai saudaraku, mana bukti cintamu kepada
Allah, mana bukti ikrar syahadat yang telah kamu tanamkan dalam hati
sejak kecil? Apa yang menyebabkan dirimu sombong selama ini, sekali
lagi..apa yang kamu banggakan dari dirimu?
Wahai saudaraku,
ingatlah ketika gunung meletus, air laut meluap, angin bertiup kencang,
siapa yang kita sebut pertama kali? Ketika kita dalam keadaan
kebingungan, dalam hutan yang luas, dalam keadaan gelap gulita, siapa
yang pertama kali kita sebut wahai saudaraku? Saat kita kekurangan harta
benda kepada siapa kita mengadu? Saat kita tertimpa musibah
bertubi-tubi yang maha dahsyat siapa yang kita sebut pertama kali?
Wahai saudadraku, ketahuilah bahwa Allah swt yang pertama kali disebut, tidak ada yang lain.
“semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya setiap waktu Dia dalam kesibukan” (Ar- Rahman: 29)
Wahai
saudaraku, layakkah kita menempati syurga-Nya akan tetapi kita sering
bermaksiat kepada-Nya? Layakkah kita mendapat ampunanya, sedangkan
setiap hari kita selalu durhaka kepada-Nya? Layakkah kita mendapat
naungan-Nya kelak dihari kiamat sedang kita kerap kali selalu menutup
telinga kita untuk tidak mendengar ayat-ayat-Nya? Layakkah kita mendapat
kasih sayangnya sedang kita tiap hari selalu mncemooh orang lain,
lebih-lebih kepada kedua orangtua..
Wahai saudaraku, sudah saatnya
kita memuhasabah diri kita..apakah amalan yang selama ini kita lakukan
sudah bisa mendatangkan manfaat kelak di akhirat atau malah mendatagkan
madharat bagi kita?
Ya Allah..ampunilah hambamu yang hina ini, yang tak pernah sedetikpun terlepas dari dosa
Ya
Allah..hamba yang hina menyadari tiada artinya diri ini dihadapanmu,
tiada Engkau sedikit memerlukan..akan tetapi hamba terus menggantungkan
segunung harapan pada-Mu..
Ya Allah…hamba-Mu hanya beribadah sepercik air bagaimana mungkin sepercik air itu dapat memadamkan api neraka-Mu..
Ya
Allah..jangan jadikan hamba hina dihadapan hamba-Mu, diri yang tanganya
banyak maksiat ini, mulut yang banyak maksiat ini, mata yang banyak
maksiat ini, hati yang telah terkotori oleh noda ini, mungkinkah hamba
yang hina ini bisa menatap wajah-Mu yang mulia..?
Ya
Allah…ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku yang selama ini telah
memberi arti dalam kehidupanku, yang telah memberikan motivasi, telah
memberikan semangat untuk bisa berjuang untuk menggapai ridho-Mu..
Ya Allah…ampunilah orang-orang yang telah membimbingku, serta mereka yang telah mencurahkan ilmunya kepada diri yang bodoh ini…
Ya
Allah..ampunilah saudara-saudaraku…teman-teman seperjuanganku yang
telah bersamaku dalam keadaan suka maupun duka, tersenyum maupun
menangis, pahit maupun manis..
Ya Allah..tanamkanlah benih- benih
keistoqomahan dalam bongkahan hati ini untuk menjalankan titah dari-Mu,
siramilah jiwa ini dengan air embun kesabaran supaya tabah dalam
menghadapi derap- derup kehidupan yang fana ini..
Ya
Allah..jadikanlah akhir hidup kami ini dalam keadaan khusnul khotimah
yang telah Engkau Ridhoi dan pertemukanlah kami dalam bingkai ranah
kecintaan kepada-Mu dan dalam kasih sayang-Mu yang berada dalam syurga
firdaus-Mu..
Aamiin ya Rabb…
Catatan Syarif
Sabtu, 27 April 2013
Rabu, 24 April 2013
KEPEMIMPINAN DI PUTM
KEPEMIMPINAN
DI PUTM
Oleh
Ahmad Syarif
Pada tahun 1968 persyarikatan Muhammadiyah sudah berumur 56 tahun. Para pendiri
persyarikatan sebagian besar sudah wafat, sedangkan kader-kadernya sangat
kurang, karena sebagian besar pemuda Islam lebih berminat belajar di sekolah/perguruan
tinggi umum, padahal persyarikatan Muhammadiayah sangat membutuhkan ulama-ulama
yang handal untuk meneruskan cita-cita persyarikatan.
Pada waktu itulah muncul ide untuk mendirikan Pendidikan Ulama Muhammadiyah
. maka pada tahun 1968 tepatnya pada tanggal 1 juli 1968 didirikanlah PUTM
(Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah).
Ibarat bahtera yang berlayar di lautan ketika hendak menuju pulau yang
menjadi tujuan. Bahtera tersebut membutuhkan seorang nahkoda yang akan
mengemudikan lajunya bahtera. Nahkoda ini menjadi penggerak kapal yang hendak
berlayar untuk menuju sebuah tujuan. Begitu pula PUTM, dalam menjalankan amanah
pimpinan untuk mencapai tujuan diperlukan seorang pemimpin yang menjadi
penggerak dari pada institusi ini. Dalam struktur organisasi PUTM terdiri atas
: 1) Mudir PUTM, 2) Wakil Mudir, 3) Kepala Tata Usaha, 4) Unsur-unsur pelaksana
lapangan, yang meliputi Musyrif, dan dosen.
Dalam kesempatan kali ini penulis akan berusaha menganalisis dan
mengkritisi kepemimpinan yang ada di PUTM, yaitu di jajaran Mudir PUTM. Mudir
di PUTM mempunyai tugas yaitu memimpin PUTM dalam meyelenggarakan pendidikan,
penelitian pengabdian masyarakat, pengembangan Islam, serta mengawasi sistim
kehidupan yang berada di lingkungan PUTM.
Penulis akan mengambil dua sosok yang menjadi pimpinan di PUTM. Pertama kurun
waktu 2003-2009 mudir PUTM dijabat oleh KH. M. Suprapto Ibnu Juraimi. Kedua kurun
waktu 2009-sekarang mudir di jabat oleh Prof. Drs. H. Sa’ad Abdul Wahid. Dalam melaksanakan
tugas sebagai pimpinan di PUTM tentunya ada kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Hal itu wajar-wajar saja. Disini penulis akan berusaha menilai
secara obyektif kedua pimpinan tersebut.
Pada waktu PUTM di pimpin oleh ust. Prapto ada kelebihan dan juga ada
kekurangan. Di antara kelebihannya yaitu :
1.
Beliau selalu berada 24 jam
nonstop di PUTM sehingga beliau tahu betul mengenai kehidupan yang ada di PUTM
ini. kalau ada permasalahan beliau langsung berusaha mengatasinya.
2.
Beliau selalu mengontrol
langsug bagaimana proses belajar yang dilakukan oleh para tholabah. Dengan begitu
seorang pemimpin akan mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh
para santrinya.
3.
Dalam masalah kurikulum,
beliau tidak mau ada intervensi dari pihak manapun. Sehingga semboyan yang
dipegang pada waktu itu adalah “PUTM IS PUTM”
4.
Dalam proses belajar, harus
berinteraksi langsung dengan kitabnya, dan harus sesuai dengan kode-kode yang
sudah ditetapkan oleh PUTM. Sehingga dengan metode tersebut diharapkan output
dari PUTM benar-benar bisa membaca kitab gundul.
Kemudian
dari sisi kekurangannya yaitu antara lain:
1.
Beliau tidak menginginkan
ada pelajaran-pelajaran yang tidak ada hubungannya dengan ke ulamaan. Sehingga santri
bisa dibilang kurang mendapatka mata kuliah umum.
2.
Terlalu mempersuli kepada
santri ketika hendak meminta izin untuk suatu keperluan.
3.
Beliau tidak menginginkan
kerjasama atau MOU kepada universitas lain seperti UMY/UAD.
Pada waktu PUTM di pimpin oleh Ust Saad
juga ada kelebihan dan juga kekurangan. Di antara kelebihannya yaitu:
1.
Beliau lebih bersifat
terbuka, sehingga tidak hanya berkuta pada internal saja.
2.
Beliau membolehkan adanya
organisasi IMM di PUTM, sehingga dengan demikian mahasiswa mampu berkomunikasi
anatar sesame mahasiswa yan lain.
3.
Beliau selalu memberikan
izin pada santri-santri asalkan jelas tujuannya. Hal ini berbeda dengan
jamannya ust Ibnu.
4.
Dalam masalah kurikulum
beliau pandangannya lebih jauh kedepan. Karena tantanga yang akan dihadapi oleh
para santri di era modern ini semakin beragam. Sehingga diharapkan adanya ulama
yang pemikirannya dinamis serta mampu mengikuti perkembangan zaman. Salah satunya
beliau memasukkan mata kuliah bahasa inggris, yang hal ini tidak ada di periode
Ust Ibnu.
5.
Beliau berhasil mengadakan
MOU dengan UMY dan UAD. Karena beliau berfikir bagaimana melahirkan para ulama
yang memiliki ijazah formal.
Kemudian
diantara kekurangannya yaitu:
1.
Beliau tidak selalu berada
di PUTM selama 24 jam, sehingga tidak mengetahui secara langsung bagaimana
kehidupan keseharian para santri.
2.
Beliau kurang berinteraksi
dengan para santri. Sehingga keluhan-keluhan yang ada di bawah beliau kurang responsive.
3.
Jarang mengontrol bagaimana
proses belajar atau myraja’ah yang dilakukan para santri.
Dari beberapa uraian di atas hal yang
paling menonjol pada saat ini yaitu pada periode Ustad Ibnu para santri memang
benar-benar handal dalam membaca kitab gundul yang hal itu berbeda dengan masa
sekarang. Kemudian hal yang paling menonjol dari Ust Saad yaitu PUTM lebih
dikenal di berbagai perguruan tinggi khususnya di wilayah jogja. Karena beliau
mampu mengadakan MOU, yang hal itu membawa perubahan yang cukup besar bagi
PUTM.
Terlepas benar atau tidak apa yang telah
penulis paparkan di atas, ini bukan bermaksud untuk mencari kekurangan hanya
saja kita bisa mengambil pelajaran dari itu semua. Sebagi epilog pada tulisan
yang singkat ini penulis hanya berpesan marilah kita berusaha menjadi pemimpin
yang tanggung jawab. Karena semua kita adalah pemimpin dan akan dimintai
pertanggung jawabannya.
عن ابن
عمر رضي الله عنهما ، قَالَ : سمعت رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - ، يقول : كُلُّكُمْ
رَاعٍ ، وَكُلُّكُمْ مسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتهِ : الإمَامُ رَاعٍ وَمَسْؤولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
، والرَّجُلُ رَاعٍ في أهْلِهِ وَمَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ ، وَالمَرْأةُ رَاعِيَةٌ
في بيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْؤُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا ، وَالخَادِمُ رَاعٍ في مَالِ
سَيِّدِهِ وَمَسؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ ، فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
. مُتَّفَقٌ عَلَيهِ .
Dari Ibnu
Umar ra.berkata , aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Semua kamu adalah
pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya.seorang imam itu pemimpin
dan akan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya, seorang laki-laki juga
pemimpin dalam keluarganya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya, seorang
perempuan juga pemimpin di rumah suaminya yang akan bertanggung jawab atas
kepemimpinannya, seorang pembantu juga pemimpin uang pada rajanya yang
bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Setiap kamu adalah pemimpin dan
bertanggung jawab terhadaporang-orang yang kamu pimpin.(HR.
Bukhari Muslim)
Selasa, 16 April 2013
PENGALAMAN KULIAH DI ALMAMATER Q TERCINTA (PUTM) Oleh Ahmad Syarif
PENGALAMAN KULIAH DI ALMAMATER Q
TERCINTA (PUTM)
Oleh Ahmad Syarif
Persyarikatan
Muhammadiyah merupakan sebuah organisasi yang sudah cukup dipandang sebagai
oranisasi pelopor adanya pendidikan di Indonesia. Hal ini terlihat dari jumlah
lembaga pendidikannya dari taman kanak-kanak hingga sampai perguruan tinggi
yang tersebar di seantero republik Indonesia. Muhammadiyah menjadi gerakan ilmu yang mendorong berkembangnya
ijtihad masyarakat bangsa dan Negara untu mengantisipasi perubahan sosial yang ada dalam suatu masyarakat.
Pendidikan Ulama Tarjih
Muhammadiyah yang kemudian disebut (PUTM) adalah bagian dari gerakan amal usaha
Muhammadiyah yang mempunyai program khusus, yaitu mendidik dan mempersiapkan
ulama tarjih Muhammadiyah yang memiliki kompetensi utama dalam mengembangkan
keilmuan pada tafaqquh fiddin, keulamaan, dakwah, pendidikan dan kepemimpinan Islami
yang dituntut mampu mengintegrasikan ilmu dan agama.
Alhamdulillah
penulis pada tahun 2010 diterima di PUTM ini.
hal ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi penulis, dimana di PUTM ini
segala fasilitas penulis dapatkan, dari asrama, spp, makan, perluliahan, yang
itu semua disubsidi dari PP Muhammadiyah. Dalam menjalani proses pendidikan di
PUTM tentunya ada berbagai pengalaman menarik yang tak bisa terlupakan.
Pengalaman yang mungkin menjadi kenangan bersejarah yaitu ketika awal-awal
penulis mengikuti proses perkuliahan. Di PUTM setiap thalabah dituntut harus
bisa. Sebagaimana mata kuliah yang diajarkan ust Syatibi yaitu nahwu sharaf
yang dalam proses penyampaiannya itu menggunakan kode-kode yang telah menjadi
ciri khas ke PUTM an. Seperti “adapun ini itu” . ust Syatibi yang dikenal
dengan SDIT nya (semangat disiplin
istiqamah tertib) selalu memberikan
motifasi kepada seluruh thalabah untuk selalu belajar yang giat tekun dan
jangan bosan-bosan untuk mengulang mata pelajaran yang sudah diajarkan. Dengan semangat SDIT
akhirnya penuis sedikit demi sedikit bisa mengikutinya.
Penulis tidak akan
menjelaskan hal ini ( pengalaman
pribadi) secara detail dan
panjang lebar. Akan tetapi penulis hanya ingin menyampaikan masukan-masukan
bagi PUTM yang mungkin ini bisa dipertimbangkan guna mencapai PUTM yang lebih
baik.
Selama belajar di PUTM yang hampir 3 tahun ini
ada sedikit ganjalan-ganjalan bagi
penulis. Pihak PUTM dalam menjaga komunikasi terutama komunikasi antara pimpinan PUTM dan para dosen kurang begitu berjalan
baik(bukan tidak baik tapi kurang begitu baik). Penulis bisa mengatakan seperti
ini karena penulis mendapatkan masukan langsung dari para dosen. Sebagai contoh yaitu di PUTM tidak ada rapat
koordinasi antara para dosen. Hal ini diperlukan agar adanya usulan-usulan dan gagasan yang mencerahkan dari para dosen yang hal ini bisa meningkatkan kualitas proses perkuliahan
yang ada di PUTM. Ada beberapa dosen yang mengadu kepada penulis, “Bagaimana ini pihak PUTM kok tidak pernah
mengadakan rapat atau pertemuan bagi para dosen”? Dari sini jelas
menunjukkan kurang adanya perhatian dari pihak PUTM untuk mengadakan evaluasi
terkait proses perkuliahan yang ada di PUTM.
Lebih dari itu,
ketika kemarin waktunya UTS ada sebagian dosen yang belum mendapat surat
ataupun pemberitahuan dari pihak PUTM, sehingga dosen yang belum mendapat surat
tersebut mengira belum jadwalnya untuk UTS, kemudian kemarin waktu kita izin
pulang untuk mengurus SKCK, ada sebagian dosen yang tidak mendapat
pemberitahuan, sampai-sampai ada dosen yang sudah sampai PUTM tapi ternyata tida ada
mahasiswanya. Kesemuanya ini akan berimplikasi pada kegiatan PUTM baik internal
maupun eksternal akan mengalami hambatan dan gangguan hubungan yang
mengakibatkan ketidaksesuaian dari apa yang diinginkan PUTM.
Contoh yang lain, penulis membaca di satatuta buku panduan PUTM, bahwa tujuan dari pada
PUTM yaitu membentuk peserta didik menjadi kader ulama dan pemimpin yang
berkepribadian Muhammadiyah. Akan tetapi ada dualisme model kurikulum di PUTM
yaitu kurikulum UMY dan UAD. Tujuan adanya MOU dengan dua universitas tersebut
yaitu untuk saling membantu dalam hal pengembangan dan peningkatan kualitas
kader ulama terjih yang menempuh studi di PUTM berdasarkan atas kerjasama yang
saling mendukung, melengkapi, meyempurnakan dan menguntungkan kedua belah
pihak. Akan tetapi realitanya para alumni yang melanjutkan studi di UMY mereka
masih banyak mengambil mata kuliah yang dulunya sudah diambil di PUTM. Hal ini
menunjukkan ketidak efisienan, padahal katanya kalau mata kuliah yang sama, yang sudah di ambil di PUTM tinggal mentrasfer
nilai tersebut ke bagian akademik universitas. Dari pengalaman ini PUTM harus
mengkaji ulang agar antara mahasiswa, dosen dan pihak PUTM bisa sejalan lurus
sesuai apa yang diinginkan PUTM. Sekali lagi ini bukan karena “LIKE AND
DISLIKE” akan tetapi demi kebaikan dan kemajuan PUTM di masa yang akan datang.
Langganan:
Postingan (Atom)